KEANEKARAGAMAN HAYATI

A . TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi.Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkatan keanekaragaman hayati, simak uraiannya berikut ini:     Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen.
1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati tingkat gen? 
Untuk menemukan jawaban ini, cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya.
Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).
Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya.
Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap individu makhluk hidup mempunyai kromosom yang tersusun atas benang-benang pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam inti sel.
Keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman hayati yang menunjukan seluruh variasi jumlah dan susunan gen pada makhluk hidup.
2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis
Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.Spesies atau jenis memiliki pengertian individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya.Keanekaragaman hayati tingkat jenis adalah keanekaragaman hayati yang menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis.
Contoh keanekaragaman tingkat jenis adalah dalam keluarga kacang-kacangan, kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut walaupun ditemukan ciri khas yang sama, akan tetapi ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda.variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Keanekaragaman Hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam suatu ekosistem tertentu, bioma, atau seluruh planet. Keanekaragaman Hayati adalah ukuran dari kesehatan ekosistem. Keanekaragaman Hayati adalah sebagian fungsi dari iklim. Pada habitat darat, daerah tropis biasanya kaya sedangkan daerah-daerah kutub dukungan spesies yang lebih sedikit. Perubahan lingkungan yang cepat biasanya menyebabkan kepunahan massa. Salah satu perkiraan adalah bahwa kurang dari 1% dari spesies yang telah ada di Bumi yang masih ada.
Setiap organisme sangat bergantung pada lingkungan tempat tinggalnya. Kondisi lingkungan akan memengaruhi jenis, pola makan, cara hidup, bahkan struktur suatu organisme. Keanekaragaman lingkungan akan memengaruhi keanekaragaman hayatinya. Hal tersebut akan membentuk ekosistem yang beraneka ragam. Setiap ekosistem memiliki karakteristik yang berbeda, bergantung pada kondisi faktor abiotiknya. Contohnya, jika terdapat dua ekosistem air tawar. Ekosistem air tawar yang satu terletak di daerah subtropis, dan ekosistem air tawar lainnya terletak di daerah tropis, maka kedua ekosistem tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Hal itu disebabkan karena suhu dan iklimnya berbeda. Kondisi tersebut akan berpengaruh pada jenis organisme yang hidup di dalamnya. Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakter ekosistem sangat dipengaruhi oleh keadaan faktor abiotiknya. Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh yang lain. Di ekosistem gurun, terdapat tumbuhan kaktus dan ular derik. Kaktus memiliki struktur daun berbentuk jarum, batang berklorofil, dan akar menyebar jauh sampai ke dalam tanah. Sementara itu, ular derik memiliki sisik yang keras, warna cokelat seperti warna pasir, dan bergerak menyamping. Dari fakta tersebut, tampak jelas bahwa cara hidup kedua organisme tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya. Untuk dapat hidup di gurun harus memiliki struktur anatomi dan fisiologi yang khusus. Beberapa contoh keanekaragaman ekosistem antara lain, ekosistem danau, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem mangrove, dan ekosistem terumbu karang (Gambar 5.3).
Di Indonesia sendiri, terdapat berbagai ekosistem. Ekosistem tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis vegetasinya atau tumbuhan penyusunnya. Vegetasi ini dipengaruhi oleh jenis tanah, iklim, dan ketinggian suatu ekosistem. Berbagai vegetasi di Indonesia menunjukkan keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi dibandingkan dengan vegetasi-vegetasi lainnya di dunis. Ekosistem di Indonesia di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Ekosistem vegetasi dataran rendah, contohnya ekosistem hutan rawa di Rawa Danau di Jawa Barat (Gambar 5.4a)
b. Ekosistem air laut, contohnya ekosistem hutan bakau di Pulau Komodo, Nusa Tenggara (Gambar 5.4b)
c. Ekosistem vegetasi dataran tinggi, contohnya ekosistem vegetasi di Taman Nasional/Gunung Gede-Pangrango (Gambar 5.4c) dan vegetasi Acacia di Gunung Baluran. Jawa Timur (Gambar 5.4d)
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan keanekaragaman hayati.
B. KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA.
Tahukah Anda, bahwa Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi? Dua negara lainnya adalah Brazil dan Zaire.Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri.Keunikannya adalah disamping memiliki keanekragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya.Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran terbatas).Untuk lebih memahami materi tersebut, silakan Anda simak uraian mengenai keaneragaman hayati yang terdapat di Indonesia berikut ini!
Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-lain. Masing-masing ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri.
Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok flora Malesiana.
Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya Keruing ( Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea sp), Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan Kayu kapur (Drybalanops aromatica).
Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan.Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.Sebagai negara yang memiliki flora Malesiana apakah di Malaysia dan Filipina juga memiliki jenis tumbuhan seperti yang dimiliki oleh Indonesia?Ya, di Malaysia dan Filipina juga terdapat tumbuhan durian, mangga, dan sukun. Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan endemik Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat sejenis anggur liar, yaitu Tetrastigma.
          Bagaimana dengan wilayah Indonesia bagian timur? Apakah jenis tumbuhannya sama? Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak berbeda.Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua) terdapat hutan non–Dipterocarpaceae.Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata).Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di Irian.
Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.       Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
2.       Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan.
3.       Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang), monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
4.       Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
Sekarang mari kita lanjutkan dengan hewan-hewan yang terdapat di Kawasan Indonesia Timur. Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewannya adalah:
1.       Mamalia berukuran kecil
2.       Banyak hewan berkantung
3.       Tidak terdapat species kera
4.       Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam
Irian Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya: kanguru (Dendrolagus ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek si burung terbanyak, dan yang paling terkenal adalah burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, terutama di pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis).
Sedangkan daerah peralihan meliputi daerah di sekitar garis Wallace yang terbentang dari Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa).
1. Hewan dan Tumbuhan Langka di Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan yang telah langka. Hewan langka misalnya babirusa (Babyrousa babyrussa), harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), macan kumbang (Panthera pardus), orangutan (Pongo pygmaeus abelii di Sumatra dan Pongo pygmaeus-pygmaeus di Kalimantan), badak Sumatra (Decerorhinus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), gajah asia (Elephas maximus), bekantan (Nasalis larvatus), komodo (Varanus komodoensis), banteng (Bossondaicus), cendrawasih (Paradisaea minor), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), maleo (Macrocephalon maleo), kakatua raja (Probosciger aterrimus), rangkong (Buceros rhinoceros), kasuari (Casuarius casuarius), buaya muara (Crocodylus porosus), buaya irian (Crocodylus novaeguinae), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu hijau (Chelonia mydas), ular sanca bodo (Phyton molurus), sanca hijau (Chondrophyton viridis), bunglon sisir (Gonyochepalus dilophus). Tumbuh-tumbuhan langka misalnya bedali (Radermachera gigantea), putat (Planchonia valida), kepuh (Sterula foetida), bungur (Lagerstroemia speciosa), nangka celeng (Artocarpus heterophyllus), kluwak (Pangium edule), bendo (Artocarpus elasticus), mundu (Garcinia dulcis), sawo kecik (Manilkara kauki), winong (Tetrameles nudiflora), bayur (Pterospermum javanicum), gandaria (Bouea macrophylla), matoa (Pometia pinnata), sukun berbiji (Artocarpus communis).     
2. Hewan dan Tumbuhan Endemik di Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan endemik. Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia artinya hewan dan tumbuhan itu hanya ada di Indonesia, tidak terdapat di negara lain.
Hewan yang endemik misalnya harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon, binturong (Artictis binturong), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di Sulawesi), komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R. cilliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa), R.patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi (Sumatra bagian timur).
3. Keanekaragaman Jenis Berdasarkan Karakter Wilayah
Secara umum, Indonesia termasuk ke dalam wilayah tropika dengan kondisi tanah yang baik, basah, dan hampir tidak ada musim kering. Musim kering di daerah tropik adalah musim dengan curah hujan terendah, bukan musim tanpa hujan sama sekali. Berdasarkan perkembangan wilayah tropik, Indonesia merupakan wilayah perkembangan dari zona Malaya, dan termasuk wilayah hutan tropik basah klimaks alami.Daratan hutan tropik basah biasanya rata atau bergelombang, meluas ke bagian lereng-lereng gunung sampai ketinggian 1.000 meter atau lebih.Karakter iklim tropik dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Di beberapa daerah, hujan turun setiap siang dan malam sepanjang tahun, diselingi satu atau dua musim kering yang masing-masing lamanya tidak melebihi 3 bulan.
b. Sering kali hujan turun selama berhari-hari atau berminggu-minggu, semuanya tertutup kabut tebal berwarna kelabu.
c. Suhu relatif tinggi dan seragam, rata-rata tahunan normal, sekitar 25-260C.
d. Curah hujan pada umumnya berjumlah 200-400 cm setiap tahun, dengan beberapa tempat tertentu mungkin lebih banyak.
e. Kelembapan nisbi cenderung tinggi, biasanya melebihi 80%.
f. Intensitas cahaya matahari tinggi. Namun, di hutan-hutan dengan pohon yang tingginya bertingkat-tingkat, sinar matahari menjadi cahaya remang-remang dan dapat menembus lantai hutan, membentuk nodanoda cahaya, dan penting dalam pembentukan iklim mikro.
g. Pohon-pohon memiliki tajuk pohon (kanopi) berbentuk payung, menjadi tempat yang subur bagi kehidupan serangga, katak pohon, kadal, ular, burung, tupai, monyet dan sebagainya. Banyak di antaranya yang hidup selamanya dalam kanopi, dan tidak pernah menyentuh tanah.
h. Perubahan musiman yang teratur pada tumbuhan tidak ada. Sepanjang waktu terjadi pembungaan, dan pembentukan buah, meskipun ada kecenderungan bahwa tiap-tiap jenis mempunyai musim tertentu.Musim ini berlainan antara satu jenis dan jenis lainnya sehingga secara umum, tropika selalu berdaun dan berbuah sepanjang tahun.
i. Banyak tumbuhan yang kuncup daunnya “tidur” (dorman), baru tumbuh dan berkembang saat tumbuhannya telah tua dan tidak berdaun lagi.

C. KEANEKARAGAMAN HAYATI DI DUNIA
Kehadiran makhluk hidup ditentukan oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat dibedakan sebagai kondisi dan sumber daya. Faktor lingkungan penting yang mempengaruhi kehadiran dan penyebaran oraganisme adalah suhu. Variasi suhu lingkungan menentuakn proses kehidupan, penyebaran dan kelimpahan organisme. Variasi suhu lingkungan alami dapat bersifat siklik (misalnya musiman, harian). Hal ini berkaitan dengan letak tempat di garis lintang (latitudinal), atau ketinggian di permukaan laut (altitudinal). Variasi suhu berdasarkan garis lintang berkaitan dengan variasi musim yang disebabkan oleh posisi poros bumi terhadap matahari.
Interaksi antara suhu, kelembapan, angin, altitudinal, latitudinal, dan topografi menghasilkan daerah iklim yang luas yang dinamakan bioma. Setiap bioma memiliki hewan dan tumbuhan tertentu yang khas. Beberapa bioma di bumi antara lain tundra, taiga, hutan gugur, hutan hujan tropik, padang rumput, dan gurun, dll.

1.      Tundra
Tundra terdapat di lingkungan kutub utara dan kutub selatan, Green Land, Siberia utara. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu tertutup salju. Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut Sphagnum dan lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Tumbuhan semusim berumur pendek dan berbunga serempak pada musim panas, serta memiliki biji-biji yang dorman selama musim dingin.
2.      Taiga
Taiga terdapat di antara daerah subtropik dan kutub, misalnya di Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Jadi, taiga terletak di sebelah selatan tundra. Tumbuhan khas yang ada di taiga adalah konifer atau tumbuhan berdaun jarum (pohon spruce, alder, dan birch), yang hijau sepanjang tahun. Taiga juga sering disebut sebagai hutan boreal.
3.      Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang utara, dan Amerika Timur. Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun, memiliki empat musim. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech, yang selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan yang umum adalah rusa, beruang, dan rubah.
4.      Hutan Hujan Tropik
Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya, Costa Rica, dan Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per tahun, matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi, serta banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas adalah kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat, misalnya rotan, dan tumbuhan epifit yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, misalnya anggrek. Binatang yang menghuni hutan hujan tropik adalah berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan, gajah, dan rusa.
5.      Padang Rumput
Padang rumput banyak terdapat di Nusa tenggara, Amerika Serikat bagian Tengah, Afrika Tengah dan Selatan, serta Eropa Timur. Bioma ini curah hujannya rendah yaitu 25 -30 cm per tahun. Tumbuhan utama adalah rumput-rumputan. Hewannya meliputi bison, zebra, kanguru, jerapah, kijang, singa, serigala, jaguar, binatang pengerat, reptilia, dan beberapa burung. Padang rumput di daerah tropik disebut sebagai savana.
6.      Gurun
Bioma gurun terdapat di Asia Kecil, Afrika utara, Chima, Mongolia, dan Amerika Barat. Curah hujan sangat rendah kurang lebih 25 cm per tahun, suhu sangat tinggi di siang hari dan sangat rendah di malam hari, kelembapan udara rendah, tanahnya tandus. Tumbuhannya terutama kaktus, dan tumbuhan efemera (tumbuhan yang pada waktu hujan cepat tumbuh, cepat berbunga dan memiliki biji yang dorman). Hewan yang ada adalah unta, tikus, ular, kadal, dan semut.

D. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI MANUSIA
Keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia sangat bermanfaat dan mempunyai nilai tertentu. Adapun nilai dan manfaat keanekaragaman hayati adalah sebagai berikut:
A. Nilai Manfaat Keanekaragaman Hayati
1.
Nilai ekonomi
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah, misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.

2.
Nilai Biologis
Keanekaragaman hayati memiliki nilai biologis atau penunjang kehidupan bagi makhluk hidup termasuk manusia. Tumbuhan menghasilkan gas oksigen (O2) pada proses fotosintesis yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk pernafasan, menghasilkan zat organik misalnya biji, buah, umbi sebagai bahan makanan makhluk hidup lain. Hewan dapat dijadikan makanan dan sandang oleh manusia. Jasad renik diperlukan untuk mengubah bahan organik menjadi bahan anorganik, untuk membuat tempe, oncom, kecap, dan lain-lain. Nilai biologis lain yang penting adalah hutan sebagai gudang plasma nutfah (plasma benih).

3.
Nilai Ekologis
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain: a. Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. b. Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara.

4.
Nilai Sosial
Budaya Keanekaragaman hayati dapat dikembangkan sebagai tempat rekreasi atau pariwisata, di samping untuk mempertahankan tradisi.

B. Manfaat Keanekaragaman Hayati
1.
Sebagai sumber pangan, perumahan, dan kesehatan
a.
Pangan:





Sumber karbohidrat: padi, jagung, singkong, kentang, dan lain-lain.
Sumber protein: kedelai, kecipir, ikan, daging, dan lain-lain.
Sumber lemak: ikan, daging, telur, kelapa, alpukat, durian, dan lain-lain.
Sumber vitamin: jambu biji, jeruk, apel, tomat, dan lain-lain.
Sumber mineral: sayur-sayuran.
2.
Sebagai sumber pendapatan/devisa
a. Bahan baku industri kerajinan: kayu, rotan, karet
b. Bahan baku industri kosmetik: cendana, rumput laut

3.
Sebagai sumber plasma nutfah, Misalnya hutan Di hutan masih terdapat tumbuhan dan hewan yang mempunyai sifat unggul, karena itu hutan dikatakan sebagai sumber plasma nutfah/sumber gen.

4.
Manfaat ekologi
Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.

5.
Manfaat keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.

6.
Manfaat keindahan
Bermacam-macam tumbuhan dan hewan dapat memperindah lingkungan.
E. KONSERVASI (PERLINDUNGAN ) KEANEKARAGAMAN HAYATI.
1. Ruang Lingkup Konservasi Sumber Daya Alam Hayati.
           Secara keseluruhan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (KSDAH) adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.
Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat umum, swasta, lembaga swadaya masayarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya. Sedangkan strategi konservasi nasional telah dirumuskan ke dalam tiga hal berikut taktik pelaksanaannya, yaitu :
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan (PSPK)
  • Penetapan wilayah PSPK.
  • Penetapan pola dasar pembinaan program PSPK.
  • Pengaturan cara pemanfaatan wilayah PSPK.
  • Penertiban penggunaan dan pengelolaan tanah dalam wilayah PSPK.
  • Penertiban maksimal pengusahaan di perairan dalam wilayah PSPK.
2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
  • Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
  • Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa (in-situ dan eks-situ konservasi).
3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.


Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam.
Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar (dalam bentuk : pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perdagangan, perburuan, peragaan, pertukaran, budidaya)..
]


2. Bentuk-Bentuk Konservasi Smber Daya Alam Hayati.
Adapun usaha-usaha (upaya-upaya) pemerintah Indonesia dalam pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut:
1.
Taman Nasional, merupakan kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan. Beberapa taman nasional di Indonesia:

a.
Taman Nasional Gunung Leuser Terletak di Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Contoh tumbuhan yang dilestarikan: meranti, keruing, durian hutan, menteng, Rafflesia arnoldi var.atjehensis. Hewan yang dilestarikan: gajah, beruang Malaya, harimau Sumatra, badak Sumatra, orangutan Sumatra, kambing sumba, itik liar, tapir.


b.
aman Nasional Kerinci Seblai Terletak di Propinsi Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Tumbuhan yang dilestarikan: bunga bangkai (Amorphophalus titanium), Rafflesia arnoldi, palem, anggrek, kismis. Hewan yang dilestarikan: tapir, kelinci hutan, landak, berang-berang, badak Sumatra, harimau Sumatra, siamang, kera ekor panjang.



c.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Terletak di propinsi Bengkulu sampai Lampung. Tumbuhan yang dilestarikan: meranti (Shorea sp), keruing (Diptetrocarpus sp), damar (Agathis alba), kemiri (Aleurites moluccana), mengkudu (Morinda citrifolia), Rafflesia arnoldi. Hewan yang dilestarikan: gajah, tapir, badak Sumatra, landak, trenggiling, ular sanca, bangau putih, rangkong, dan lain-lain.


d.
Taman Nasional Ujung Kulon
Terletak di kawasan ujung barat Pulau Jawa. Taman Nasional ini merupakan habitat terakhir dari hewan-hewan yang terancam punah, seperti: badak bercula satu (Rhinoceros sendaicus), banteng (Bos sondaicus), harimau loreng (Panthera tigris), dan surili (Presbytis aygula).
e.
Taman Nasional Kepulauan Seribu
Terletak di kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta. Ekosistem yang dilindungi adalah ekosistem terumbu karang.


f.
Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru
Terletak di kawasan Propinsi Jawa Timur di Kabupaten Probolinggo, Malang, Pasuruan dan Lumajang. Flora yang dilindungi adalah cemara gunung (Cassuarina junghuniana) sedangkan fauna yang dilindungi adalah babi hutan, kijang, ayam hutan, rusa, macan tutul.


g.
Taman Nasional Meru Betiri
Terletak di Propinsi Jawa Timur di wilayah Jember Selatan. Taman Nasional ini merupakan habitat terakhir dari harimau loreng jawa (Panthera trigis). Flora langka yang dilindungi yaitu Rafflesia zollingeri.


h.
Taman Nasional Baluran
Terletak di Propinsi Jawa Timur. Flora yang dilindungi : dadap biru (Erythocina endophyla), kosambi, widoro, nimba, kemiri. Sedangkan fauna yang dilindungi antara lain ular piton, buaya, banteng, rusa, kijang, macan tutul dan linsang.


i.
Taman Nasional Komodo Terletak di Pulau Komodo Propinsi NTT. Flora yang dilindungi adalah Kayu hitam (Diospyros javanica) dan bayur (Pterospermum diversifolium). Satwa/fauna khas adalah komodo.


j.
Taman Nasional Tanjung Puting Terletak di Propinsi Kalimantan di Kabupaten Kotawaringin Barat, Timur dan Kalimantan Tengah. Taman Nasional ini merupakan pusat rehabilitasi orang utan. Flora yang dilindungi tanaman yang mengandung getah dan merusak saraf (misalnya: Gluta renghas) dan durian (Durio sp). Fauna yang dilindungi: orang utan, lutung, kancil, musang.

2.
Cagar Alam, kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa dan ekosistem, yang perkembangannya diserahkan pada alam.

3.
Hutan Wisata, kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi. Contoh hutan wisata yaitu hutan wisata Pangandaran.

4.
Taman laut, merupakan wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa ke-indahan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang diperuntukkan guna melindungi plasma nutfah lautan. Contoh: Bunaken di Sulawesi Utara.

5.
Hutan lindung, kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pe-gunungan yang dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan untuk mengatur tata air. Contoh: Gunung Gede Pangrango.

6.
Kebun Raya, adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu tempat, dan tum-buh-tumbuhan tersebut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi ex situ, ilmu pengetahuan, dan rekreasi, contoh: Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Purwodadi.

Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar

  • Terjemahan Om Google

    Cermin Pribadiku

    Labels