A . TINGKAT
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar
jenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan
warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi.Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas tentang tingkatan keanekaragaman hayati, simak
uraiannya berikut ini: Keanekaragaman
Hayati Tingkat Gen.
1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati
tingkat gen?
Untuk menemukan jawaban ini, cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya.
Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).
Untuk menemukan jawaban ini, cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya.
Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).
Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar.
Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman sifat, warna bulu
dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa
sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis
memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom
yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan
dari induk/orang tua kepada keturunannya.
Gen pada setiap individu, walaupun perangkat
dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada
masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau
sifat suatu individu dalam satu spesies.Apa yang menyebabkan terjadinya
keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis
merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki
susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi
susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman
individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi
secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah
akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan,
seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang
tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya
(genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui
perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.Gen atau
plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang
terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap individu makhluk hidup mempunyai
kromosom yang tersusun atas benang-benang pembawa sifat keturunan yang terdapat
di dalam inti sel.
Keanekaragaman
hayati tingkat gen adalah keanekaragaman hayati yang menunjukan seluruh variasi
jumlah dan susunan gen pada makhluk hidup.
2. Keanekaragaman Hayati
Tingkat Jenis
Keanekaragaman ini lebih mudah
diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat
ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk
kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.Spesies atau jenis memiliki pengertian
individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan
mampu saling kawin dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang menghasilkan
keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya.Keanekaragaman
hayati tingkat jenis adalah keanekaragaman hayati yang menunjukkan seluruh
variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis.
Contoh keanekaragaman tingkat jenis adalah dalam keluarga kacang-kacangan,
kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di
antara jenis kacang-kacangan tersebut walaupun ditemukan ciri khas yang sama,
akan tetapi ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji,
serta rasanya berbeda.variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau.
Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada
perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
3. Keanekaragaman Hayati
Tingkat Ekosistem
Keanekaragaman Hayati adalah tingkat variasi bentuk
kehidupan dalam suatu ekosistem tertentu, bioma, atau seluruh planet. Keanekaragaman Hayati adalah ukuran dari kesehatan
ekosistem. Keanekaragaman Hayati adalah sebagian fungsi dari iklim.
Pada habitat darat, daerah tropis biasanya kaya sedangkan daerah-daerah kutub
dukungan spesies yang lebih sedikit. Perubahan lingkungan yang cepat biasanya
menyebabkan kepunahan massa. Salah satu perkiraan adalah bahwa kurang dari 1%
dari spesies yang telah ada di Bumi yang masih ada.
Setiap organisme sangat bergantung pada lingkungan
tempat tinggalnya. Kondisi lingkungan akan memengaruhi jenis, pola makan, cara
hidup, bahkan struktur suatu organisme. Keanekaragaman lingkungan akan
memengaruhi keanekaragaman hayatinya. Hal tersebut akan membentuk ekosistem
yang beraneka ragam. Setiap ekosistem memiliki karakteristik yang berbeda,
bergantung pada kondisi faktor abiotiknya. Contohnya, jika terdapat dua
ekosistem air tawar. Ekosistem air tawar yang satu terletak di daerah
subtropis, dan ekosistem air tawar lainnya terletak di daerah tropis, maka
kedua ekosistem tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Hal itu
disebabkan karena suhu dan iklimnya berbeda. Kondisi tersebut akan berpengaruh
pada jenis organisme yang hidup di dalamnya. Berdasarkan contoh tersebut, dapat
disimpulkan bahwa karakter ekosistem sangat dipengaruhi oleh keadaan faktor
abiotiknya. Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh yang lain. Di ekosistem
gurun, terdapat tumbuhan kaktus dan ular derik. Kaktus memiliki struktur daun
berbentuk jarum, batang berklorofil, dan akar menyebar jauh sampai ke dalam
tanah. Sementara itu, ular derik memiliki sisik yang keras, warna cokelat
seperti warna pasir, dan bergerak menyamping. Dari fakta tersebut, tampak jelas
bahwa cara hidup kedua organisme tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya. Untuk
dapat hidup di gurun harus memiliki struktur anatomi dan fisiologi yang khusus.
Beberapa contoh keanekaragaman ekosistem antara lain, ekosistem danau,
ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem mangrove, dan ekosistem terumbu karang
(Gambar 5.3).
Di Indonesia sendiri, terdapat berbagai ekosistem.
Ekosistem tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis vegetasinya atau tumbuhan
penyusunnya. Vegetasi ini dipengaruhi oleh jenis tanah, iklim, dan ketinggian
suatu ekosistem. Berbagai vegetasi di Indonesia menunjukkan keanekaragaman
tumbuhan yang sangat tinggi dibandingkan dengan vegetasi-vegetasi lainnya di
dunis. Ekosistem di Indonesia di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Ekosistem vegetasi dataran rendah, contohnya ekosistem hutan rawa di Rawa Danau di Jawa Barat (Gambar 5.4a)
b. Ekosistem air laut, contohnya ekosistem hutan bakau di Pulau Komodo, Nusa Tenggara (Gambar 5.4b)
c. Ekosistem vegetasi dataran tinggi, contohnya ekosistem vegetasi di Taman Nasional/Gunung Gede-Pangrango (Gambar 5.4c) dan vegetasi Acacia di Gunung Baluran. Jawa Timur (Gambar 5.4d)
a. Ekosistem vegetasi dataran rendah, contohnya ekosistem hutan rawa di Rawa Danau di Jawa Barat (Gambar 5.4a)
b. Ekosistem air laut, contohnya ekosistem hutan bakau di Pulau Komodo, Nusa Tenggara (Gambar 5.4b)
c. Ekosistem vegetasi dataran tinggi, contohnya ekosistem vegetasi di Taman Nasional/Gunung Gede-Pangrango (Gambar 5.4c) dan vegetasi Acacia di Gunung Baluran. Jawa Timur (Gambar 5.4d)
Di dalam
ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan
hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan
lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan
keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya
keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain
merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim.
Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas
cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap
jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini
tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara
lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdpat bioma
Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan
conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan
hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan
beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu
daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman
tingkat ekosistem.Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan
terdapat pelbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat
lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan keanekaragaman hayati.
B. KEANEKARAGAMAN HAYATI DI
INDONESIA.
Tahukah Anda, bahwa Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara yang
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi? Dua negara lainnya adalah Brazil
dan Zaire.Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki
keunikan tersendiri.Keunikannya adalah disamping memiliki keanekragaman hayati
yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe
Oriental, Australia, dan peralihannya.Selain itu di Indonesia terdapat banyak
hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran
terbatas).Untuk lebih memahami materi tersebut, silakan Anda simak uraian
mengenai keaneragaman hayati yang terdapat di Indonesia berikut ini!
Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati
yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub
(iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari
berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti: ekosistem pantai,
ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis,
ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-lain.
Masing-masing ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri.
Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan
Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam,
Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia,
Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok flora Malesiana.
Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 species
tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu
pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae merupakan
tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili
Dipterocarpaceae misalnya Keruing ( Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea sp),
Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan Kayu kapur (Drybalanops aromatica).
Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah,
dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang
memanjat), seperti rotan.Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio
zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia
tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.Sebagai negara yang memiliki
flora Malesiana apakah di Malaysia dan Filipina juga memiliki jenis tumbuhan
seperti yang dimiliki oleh Indonesia?Ya, di Malaysia dan Filipina juga terdapat
tumbuhan durian, mangga, dan sukun. Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat
tumbuhan endemik Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan
pemanjat sejenis anggur liar, yaitu Tetrastigma.
Bagaimana dengan wilayah Indonesia bagian timur? Apakah
jenis tumbuhannya sama? Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak
berbeda.Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua) terdapat hutan
non–Dipterocarpaceae.Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya
beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata).Pohon matoa merupakan tumbuhan
endemik di Irian.
Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di
Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia
(Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat
Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Banyak
species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak.
Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
2. Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius,
orang utan.
3. Terdapat
hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang),
monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus
coucang).
4. Burung-burung
memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-burung
yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai
mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
Sekarang mari kita lanjutkan dengan hewan-hewan yang terdapat di Kawasan
Indonesia Timur. Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian,
Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri
hewannya adalah:
1. Mamalia berukuran kecil
2. Banyak hewan berkantung
3. Tidak terdapat species kera
4. Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam
Irian Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya: kanguru
(Dendrolagus ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek
si burung terbanyak, dan yang paling terkenal adalah burung Cenderawasih
(Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, terutama di pulau Komodo, terdapat reptilian
terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis).
Sedangkan daerah peralihan meliputi daerah di sekitar garis Wallace yang
terbentang dari Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain
tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa
(Babyrousa babyrussa).
1. Hewan dan Tumbuhan Langka
di Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan yang telah langka. Hewan
langka misalnya babirusa (Babyrousa babyrussa), harimau Sumatra (Panthera
tigris sumatrae), harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), macan kumbang
(Panthera pardus), orangutan (Pongo pygmaeus abelii di Sumatra dan Pongo
pygmaeus-pygmaeus di Kalimantan), badak Sumatra (Decerorhinus sumatrensis),
tapir (Tapirus indicus), gajah asia (Elephas maximus), bekantan (Nasalis
larvatus), komodo (Varanus komodoensis), banteng (Bossondaicus), cendrawasih
(Paradisaea minor), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), maleo (Macrocephalon
maleo), kakatua raja (Probosciger aterrimus), rangkong (Buceros rhinoceros),
kasuari (Casuarius casuarius), buaya muara (Crocodylus porosus), buaya irian
(Crocodylus novaeguinae), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu hijau
(Chelonia mydas), ular sanca bodo (Phyton molurus), sanca hijau (Chondrophyton
viridis), bunglon sisir (Gonyochepalus dilophus). Tumbuh-tumbuhan langka
misalnya bedali (Radermachera gigantea), putat (Planchonia valida), kepuh
(Sterula foetida), bungur (Lagerstroemia speciosa), nangka celeng (Artocarpus
heterophyllus), kluwak (Pangium edule), bendo (Artocarpus elasticus), mundu
(Garcinia dulcis), sawo kecik (Manilkara kauki), winong (Tetrameles nudiflora),
bayur (Pterospermum javanicum), gandaria (Bouea macrophylla), matoa (Pometia
pinnata), sukun berbiji (Artocarpus communis).
2. Hewan dan Tumbuhan Endemik
di Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan endemik. Hewan dan tumbuhan
endemik Indonesia artinya hewan dan tumbuhan itu hanya ada di Indonesia, tidak
terdapat di negara lain.
Hewan yang endemik misalnya harimau jawa (Panthera tigris sondaicus),
harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar rothschildi) di Bali,
badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon, binturong (Artictis
binturong), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi
Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di Sulawesi), komodo (Varanus
komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia misalnya Rafflesia
arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis
(Kalimantan), R. cilliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa), R.patma
(Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi
(Sumatra bagian timur).
3. Keanekaragaman Jenis Berdasarkan Karakter Wilayah
Secara umum, Indonesia termasuk ke dalam wilayah tropika dengan kondisi
tanah yang baik, basah, dan hampir tidak ada musim kering. Musim kering di
daerah tropik adalah musim dengan curah hujan terendah, bukan musim tanpa hujan
sama sekali. Berdasarkan perkembangan wilayah tropik, Indonesia merupakan
wilayah perkembangan dari zona Malaya, dan termasuk wilayah hutan tropik basah
klimaks alami.Daratan hutan tropik basah biasanya rata atau bergelombang,
meluas ke bagian lereng-lereng gunung sampai ketinggian 1.000 meter atau
lebih.Karakter iklim tropik dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Di beberapa daerah, hujan
turun setiap siang dan malam sepanjang tahun, diselingi satu atau dua musim
kering yang masing-masing lamanya tidak melebihi 3 bulan.
b. Sering kali hujan turun
selama berhari-hari atau berminggu-minggu, semuanya tertutup kabut tebal
berwarna kelabu.
c. Suhu relatif tinggi dan seragam,
rata-rata tahunan normal, sekitar 25-260C.
d. Curah hujan pada umumnya
berjumlah 200-400 cm setiap tahun, dengan beberapa tempat tertentu mungkin
lebih banyak.
e. Kelembapan nisbi cenderung
tinggi, biasanya melebihi 80%.
f. Intensitas cahaya matahari
tinggi. Namun, di hutan-hutan dengan pohon yang tingginya bertingkat-tingkat,
sinar matahari menjadi cahaya remang-remang dan dapat menembus lantai hutan,
membentuk nodanoda cahaya, dan penting dalam pembentukan iklim mikro.
g. Pohon-pohon memiliki tajuk
pohon (kanopi) berbentuk payung, menjadi tempat yang subur bagi kehidupan
serangga, katak pohon, kadal, ular, burung, tupai, monyet dan sebagainya.
Banyak di antaranya yang hidup selamanya dalam kanopi, dan tidak pernah
menyentuh tanah.
h. Perubahan musiman yang
teratur pada tumbuhan tidak ada. Sepanjang waktu terjadi pembungaan, dan
pembentukan buah, meskipun ada kecenderungan bahwa tiap-tiap jenis mempunyai
musim tertentu.Musim ini berlainan antara satu jenis dan jenis lainnya sehingga
secara umum, tropika selalu berdaun dan berbuah sepanjang tahun.
i. Banyak tumbuhan yang kuncup
daunnya “tidur” (dorman), baru tumbuh dan berkembang saat tumbuhannya telah tua
dan tidak berdaun lagi.
C. KEANEKARAGAMAN HAYATI DI
DUNIA
Kehadiran
makhluk hidup ditentukan oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat
dibedakan sebagai kondisi dan sumber daya. Faktor lingkungan penting yang
mempengaruhi kehadiran dan penyebaran oraganisme adalah suhu. Variasi suhu
lingkungan menentuakn proses kehidupan, penyebaran dan kelimpahan organisme.
Variasi suhu lingkungan alami dapat bersifat siklik (misalnya musiman, harian).
Hal ini berkaitan dengan letak tempat di garis lintang (latitudinal), atau ketinggian di
permukaan laut (altitudinal).
Variasi suhu berdasarkan garis lintang berkaitan dengan variasi musim yang
disebabkan oleh posisi poros bumi terhadap matahari.
Interaksi antara suhu, kelembapan, angin, altitudinal,
latitudinal, dan topografi menghasilkan daerah iklim yang luas yang dinamakan bioma. Setiap bioma memiliki hewan dan
tumbuhan tertentu yang khas. Beberapa bioma di bumi antara lain tundra, taiga,
hutan gugur, hutan hujan tropik, padang rumput, dan gurun, dll.
1.
Tundra
Tundra terdapat di lingkungan kutub utara dan kutub
selatan, Green Land, Siberia utara. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu
tertutup salju. Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut Sphagnum dan
lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Tumbuhan semusim berumur pendek
dan berbunga serempak pada musim panas, serta memiliki biji-biji yang dorman
selama musim dingin.
2.
Taiga
Taiga terdapat di antara daerah subtropik dan kutub,
misalnya di Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Jadi, taiga terletak di
sebelah selatan tundra. Tumbuhan khas yang ada di taiga adalah konifer atau
tumbuhan berdaun jarum (pohon spruce, alder, dan birch), yang
hijau sepanjang tahun. Taiga juga sering disebut sebagai hutan boreal.
3.
Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa
Barat, Korea, Jepang utara, dan Amerika Timur. Bioma ini memiliki curah hujan
75 – 100 cm per tahun, memiliki empat musim. Tumbuhan yang ada terutama mapel,
oak, beech, yang selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan yang
umum adalah rusa, beruang, dan rubah.
4.
Hutan Hujan Tropik
Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia,
India, Thailand, Brazil, Kenya, Costa Rica, dan Malaysia. Curah hujan tinggi
yaitu 200 – 255 cm per tahun, matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis tumbuhan
sangat banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur,
tinggi, serta banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung
atau kanopi. Tumbuhan khas adalah kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat,
misalnya rotan, dan tumbuhan epifit yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan
lain, misalnya anggrek. Binatang yang menghuni hutan hujan tropik adalah
berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan, gajah, dan rusa.
5.
Padang Rumput
Padang rumput banyak terdapat di Nusa tenggara,
Amerika Serikat bagian Tengah, Afrika Tengah dan Selatan, serta Eropa Timur.
Bioma ini curah hujannya rendah yaitu 25 -30 cm per tahun. Tumbuhan utama
adalah rumput-rumputan. Hewannya meliputi bison, zebra, kanguru, jerapah,
kijang, singa, serigala, jaguar, binatang pengerat, reptilia, dan beberapa
burung. Padang rumput di daerah tropik disebut sebagai savana.
6.
Gurun
Bioma gurun terdapat di Asia Kecil, Afrika utara,
Chima, Mongolia, dan Amerika Barat. Curah hujan sangat rendah kurang lebih 25
cm per tahun, suhu sangat tinggi di siang hari dan sangat rendah di malam hari,
kelembapan udara rendah, tanahnya tandus. Tumbuhannya terutama kaktus, dan
tumbuhan efemera (tumbuhan yang pada waktu hujan cepat tumbuh, cepat berbunga
dan memiliki biji yang dorman). Hewan yang ada adalah unta, tikus, ular, kadal,
dan semut.
D. MANFAAT KEANEKARAGAMAN
HAYATI BAGI MANUSIA
Keanekaragaman
hayati yang dimiliki oleh Indonesia sangat bermanfaat dan mempunyai nilai tertentu.
Adapun nilai dan manfaat keanekaragaman hayati adalah sebagai berikut:
A. Nilai Manfaat Keanekaragaman Hayati
1.
|
Nilai
ekonomi
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah, misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet. |
2.
|
Nilai
Biologis
Keanekaragaman hayati memiliki nilai biologis atau penunjang kehidupan bagi makhluk hidup termasuk manusia. Tumbuhan menghasilkan gas oksigen (O2) pada proses fotosintesis yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk pernafasan, menghasilkan zat organik misalnya biji, buah, umbi sebagai bahan makanan makhluk hidup lain. Hewan dapat dijadikan makanan dan sandang oleh manusia. Jasad renik diperlukan untuk mengubah bahan organik menjadi bahan anorganik, untuk membuat tempe, oncom, kecap, dan lain-lain. Nilai biologis lain yang penting adalah hutan sebagai gudang plasma nutfah (plasma benih). |
3.
|
Nilai
Ekologis
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain: a. Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. b. Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara. |
4.
|
Nilai
Sosial
Budaya Keanekaragaman hayati dapat dikembangkan sebagai tempat rekreasi atau pariwisata, di samping untuk mempertahankan tradisi. |
B. Manfaat Keanekaragaman Hayati
1.
|
Sebagai sumber pangan, perumahan, dan kesehatan
|
2.
|
Sebagai sumber pendapatan/devisa
a. Bahan baku industri kerajinan: kayu, rotan, karet b. Bahan baku industri kosmetik: cendana, rumput laut |
3.
|
Sebagai sumber plasma nutfah, Misalnya hutan Di
hutan masih terdapat tumbuhan dan hewan yang mempunyai sifat unggul, karena
itu hutan dikatakan sebagai sumber plasma nutfah/sumber gen.
|
4.
|
Manfaat ekologi
Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. |
5.
|
Manfaat keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia. |
6.
|
Manfaat keindahan
Bermacam-macam tumbuhan dan hewan dapat memperindah lingkungan. |
E. KONSERVASI (PERLINDUNGAN )
KEANEKARAGAMAN HAYATI.
1. Ruang Lingkup Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati.
Secara keseluruhan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
(KSDAH) adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.
Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat umum, swasta, lembaga swadaya masayarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya. Sedangkan strategi konservasi nasional telah dirumuskan ke dalam tiga hal berikut taktik pelaksanaannya, yaitu :
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan (PSPK)
Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat umum, swasta, lembaga swadaya masayarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya. Sedangkan strategi konservasi nasional telah dirumuskan ke dalam tiga hal berikut taktik pelaksanaannya, yaitu :
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan (PSPK)
- Penetapan wilayah PSPK.
- Penetapan pola dasar pembinaan program PSPK.
- Pengaturan cara pemanfaatan wilayah PSPK.
- Penertiban penggunaan dan pengelolaan tanah dalam wilayah PSPK.
- Penertiban maksimal pengusahaan di perairan dalam wilayah PSPK.
2.
Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
- Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
- Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa (in-situ dan eks-situ konservasi).
3.
Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam.
Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar (dalam bentuk : pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perdagangan, perburuan, peragaan, pertukaran, budidaya)..
Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam.
Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar (dalam bentuk : pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perdagangan, perburuan, peragaan, pertukaran, budidaya)..
]
2. Bentuk-Bentuk Konservasi Smber Daya Alam Hayati.
Adapun
usaha-usaha (upaya-upaya) pemerintah Indonesia dalam pelestarian (konservasi)
keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut:
1.
|
Taman Nasional, merupakan kawasan konservasi alam
dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan. Beberapa taman
nasional di Indonesia:
|
||
|
b.
|
aman Nasional Kerinci Seblai Terletak di Propinsi
Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Tumbuhan yang
dilestarikan: bunga bangkai (Amorphophalus titanium), Rafflesia arnoldi, palem,
anggrek, kismis. Hewan yang dilestarikan: tapir, kelinci hutan, landak,
berang-berang, badak Sumatra, harimau Sumatra, siamang, kera ekor panjang.
|
c.
|
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Terletak di propinsi Bengkulu sampai Lampung. Tumbuhan yang dilestarikan: meranti (Shorea sp), keruing (Diptetrocarpus sp), damar (Agathis alba), kemiri (Aleurites moluccana), mengkudu (Morinda citrifolia), Rafflesia arnoldi. Hewan yang dilestarikan: gajah, tapir, badak Sumatra, landak, trenggiling, ular sanca, bangau putih, rangkong, dan lain-lain. |
d.
|
Taman Nasional Ujung Kulon
Terletak di kawasan ujung barat Pulau Jawa. Taman Nasional ini merupakan habitat terakhir dari hewan-hewan yang terancam punah, seperti: badak bercula satu (Rhinoceros sendaicus), banteng (Bos sondaicus), harimau loreng (Panthera tigris), dan surili (Presbytis aygula). |
|
e.
|
Taman Nasional Kepulauan Seribu
Terletak di kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta. Ekosistem yang dilindungi adalah ekosistem terumbu karang. |
f.
|
Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru
Terletak di kawasan Propinsi Jawa Timur di Kabupaten Probolinggo, Malang, Pasuruan dan Lumajang. Flora yang dilindungi adalah cemara gunung (Cassuarina junghuniana) sedangkan fauna yang dilindungi adalah babi hutan, kijang, ayam hutan, rusa, macan tutul. |
g.
|
Taman Nasional Meru Betiri
Terletak di Propinsi Jawa Timur di wilayah Jember Selatan. Taman Nasional ini merupakan habitat terakhir dari harimau loreng jawa (Panthera trigis). Flora langka yang dilindungi yaitu Rafflesia zollingeri. |
h.
|
Taman Nasional Baluran
Terletak di Propinsi Jawa Timur. Flora yang dilindungi : dadap biru (Erythocina endophyla), kosambi, widoro, nimba, kemiri. Sedangkan fauna yang dilindungi antara lain ular piton, buaya, banteng, rusa, kijang, macan tutul dan linsang. |
i.
|
Taman Nasional Komodo Terletak di Pulau Komodo
Propinsi NTT. Flora yang dilindungi adalah Kayu hitam (Diospyros javanica)
dan bayur (Pterospermum diversifolium). Satwa/fauna khas adalah komodo.
|
j.
|
Taman Nasional Tanjung Puting Terletak di Propinsi
Kalimantan di Kabupaten Kotawaringin Barat, Timur dan Kalimantan Tengah.
Taman Nasional ini merupakan pusat rehabilitasi orang utan. Flora yang
dilindungi tanaman yang mengandung getah dan merusak saraf (misalnya: Gluta
renghas) dan durian (Durio sp). Fauna yang dilindungi: orang utan, lutung,
kancil, musang.
|
2.
|
Cagar Alam, kawasan suaka alam yang mempunyai ciri
khas tumbuhan, satwa dan ekosistem, yang perkembangannya diserahkan pada
alam.
|
3.
|
Hutan Wisata, kawasan hutan yang karena keadaan dan
sifat wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi.
Contoh hutan wisata yaitu hutan wisata Pangandaran.
|
4.
|
Taman laut, merupakan wilayah lautan yang mempunyai
ciri khas berupa ke-indahan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi
alam, yang diperuntukkan guna melindungi plasma nutfah lautan. Contoh:
Bunaken di Sulawesi Utara.
|
5.
|
Hutan lindung, kawasan hutan alam yang biasanya
terletak di daerah pe-gunungan yang dikonservasikan untuk tujuan melindungi
lahan agar tidak tererosi dan untuk mengatur tata air. Contoh: Gunung Gede
Pangrango.
|
6.
|
Kebun Raya, adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu
tempat, dan tum-buh-tumbuhan tersebut berasal dari berbagai daerah yang
ditanam untuk tujuan konservasi ex situ, ilmu pengetahuan, dan rekreasi,
contoh: Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Purwodadi.
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar